PRO DAN KONTRA MINUM KOPI SAMBIL MEROKOK

Dengan mengepulkan asap dari Djarum Black sambil menyirup kopi dari cangkir besar, “ Nikmat”!! Kata kakek saya yang sudah berusia hampir 80 tahun. Dia tetap segar dan cekatan melaksanakan berbagai aktivitas, termasuk manjat pohon mangga di pekarangan.
Di sisi lain saya sendiri yang tengah asyik blogging, hanya menikmati kenikmatan Djarum Black Slimz dengan air putih panas. Tidak mampu seperti beliau merokok sambil minum kopi. Jantung langsung berdebar, perut kembung, tidak bisa tidur dan perasaan tidak stabil.
Pro dan kontra minum kopi sambil merokok hingga saat ini masih menjadi sebuah perdebatan yang belum ada kesimpulannya. Tetapi coba kita simak hal berikut. Rokok dan kopi sama-sama memiliki zat additif yang bersifat stimulus dan membuat ketagihan. Rokok mengandung tembakau yang berisi Tar dan Nikotin dan ribuan unsur kimia lainnya. Sedangkan kopi mengandung kafein yang memiliki sifat hampir sama dengan nikotin . Tar dan Nikotin adalah senyawa yang bersifat karsinogenik ( memicu kanker) dan bisa membuat rasa segar dan nikmat tetapi hanya bersifat sementara. Senyawa ini juga membuat ketagihan serta mempunyai efek ke jantung dan pembulu darah. Sedangkan Kafein dapat mengakibatkan kecemasan kronis, gelisah, lekas marah, insomnia, otot berkedut, dan diare. Tetapi sebaliknya, menurut penelitian terakhir bahwa minum kopi membawa manfaat sbb:
mengurangi resiko kanker usus besar sampai 25% (dibandingkan dengan yang tidak mengkonsumsi kopi), mengurangi resiko batu empedu sampai 45%, mengurangi resiko sirosis hati sampai 80%, mengurangi resiko penyakit Parkinson 50-80%, mengurangi frekuensi serangan asma sampai 25%.
Nah disinilah letaknya pro dan konra itu. Kenyataannya banyak kakek-kakek sekarang masih tampak segar walau mengkonsumsi kopi hingga 6 gelas dan rokok hingga 3 bungkus satu hari. Sedangkan sisi lain, hanya 1 gelas kopi dan sebatang rokok saja, sudah membuat jantung berdetak kencang, cepat marah, tidak tenang, perut kembung, diare.
So,? Apakah Anda dipihak yang pro atau kontra?

Best regards,

Piter silitonga