Tulisan Terbaru

AYAM PENYET RAMAIKAN KULINER MEDAN

Saat ini wisata kuliner kota Medan semakin ramai dengan kehadiran sajian baru yaitu “ayam penyet”. Kehadiran ayam Penyet yang merupakan salah satu makanan tradisional Jawa seakan membawa rasa baru bagi penduduk kota Medan.

Alasan utama para pengunjung yang selalu datang menikmati ayam penyet adalah karena harganya terjangkau dan sambalnya yang pedas sesuai selera orang Medan. Rata-rata ayam penyet dijual dengan harga Rp 9 ribu dan ayam kampung penyet Rp 14 ribu. 

Ayam penyet hadir di Medan sekitar bulan Januari 2008. Pada awalnya hanya dijual di warung tenda pinggir jalan atau kaki lima dengan kondisi sempit dan sederhana. Namun demikian, warung tenda ayam penyet ini semakin ramai dikunjungi. Bahkan para pembeli rela antri untuk mendapatkan ayam penyet agar bisa dinikmati di rumah. 

Dengan semakin ramainya pengunjung, warung ayam penyet melebarkan sayap dengan membuka lokasi baru yang lebih luas dan nyaman. Warung yang di desain dengan dinding terbuka dan tampak selalu "welcome" bagi pengunjung, membuat usaha ayam penyet semakin ramai dan terus berkembang hingga saat ini.

Untuk lebih memanjakan pengunjung, warung ayam penyet di Medan juga menyediakan aneka bentuk paket. Misalnya ada paket yang berharga Rp 14 ribu terdiri dari satu nasi, satu ayam, satu teh manis dingin. Ada juga paket mesra yang diperuntukkan untuk berdua, yang terdiri dari dua nasi, dua ayam, dua teh manis dingin, dan satu sayur asem. 

Salah satu warung ayam penyet yang terbesar di Medan adalah ayam penyet Joko Solo. Mereka membuka 12 cabang yang tersebar di kota Medan. Ayam penyet Joko Solo dapat dinikmati di berbagai tempat seperti di jalan Sei Batang Hari, Jalan Ayahanda, Jalan gelugur, Jalan Merak Jingga, Jalan Teladan dan tempat lainnya.

Kehadiran ayam penyet ini tentunya semakin menambah semaraknya wisata kuliner kota Medan yang membuat kota ini semakin banyak dikunjungi.

AWAS, ZAT BERACUN PADA BUAH DAN SAYURAN

Masalah keracunan makanan sepertinya tidak akan pernah berhenti dan tetap menjadi berita hangat di berbagai media saat ini. Dari berbagai kasus keracunan yang pernah terjadi, umumnya disebabkan  adanya zat berbahaya yang terdapat di berbagai produk makanan.

Salah satu faktor yang juga sangat berpotensi menimbulkan keracunan dan dapat menimbulkan berbagai penyakit berbahaya adalah adanya residu pestisida dan zat pengawet pada buah dan sayuran.

Zat berbahaya  pada  buah dan sayuran

Buah dan sayuran adalah sumber makanan yang hampir setiap hari kita konsumsi. Selain kandungan gizi dan serat yang dikandungnya, buah dan sayuran sudah menjadi sebuah kebiasaan dalam menu sehari-hari.  Sebelum kita mengkonsumsi  makanan ini, tentunya sudah mengalami berbagai proses pengolahan. Misalnya  selama  proses penanaman hingga panen, buah dan sayuran telah diberi pupuk dan selalu disemprot dengan aneka pestisida.

Ketika musim panen tiba, biasanya buah atau sayuran selalu disemprot 2-3 minggu sebelum dipanen. Tujuannya agar tampak segar dan terhindar dari serangan ulat, belalang atau penyakit lainnya. Lalu disiram atau disemprot dengan air 1-2 hari sebelum dipanen. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan berbagai residu pestisida yang sempat menempel saat penyemprotan. Perlakuan ini tentunya tidak masalah sepanjang prosedur yang digunakan sesuai ketentuan.

Masalah akan timbul ketika buah atau sayuran yang akan dipanen disemprot dengan berbagai jenis pestisida yang sudah tidak diijinkan lagi bahkan  jumlahnya melebihi ambang batas. Selain itu para petani sering menyemprotkan pestisida 1 hari sebelum dipanen. Bahkan tidak disiram atau disemprot kembali dengan air. Cukup hanya dicuci seadanya lalu dipasarkan.

Hal inilah yang mengakibatkan buah dan sayuran terkontaminasi oleh aneka pestisida yang mengakibatkan banyak residu pestisida yang menempel dan mengering pada buah atau sayuran ketika sampai ke tangan konsumen.

Selain masalah yang terjadi di atas, saat ini juga banyak buah atau sayuran impor diberi zat pengawet agar bisa tahan dan tetap tampak segar dari pusat produksi hingga ke tangan konsumen yang jauhnya bermil-mil. Sebagai contoh, buah anggur atau apel yang diimpor dari negara lain, terlebih dahulu diolah dan dilapisi dengan sejenis zat lilin (parafin) agar tetap tampak segar dan renyah ketika dimakan.

Tabel berikut menunjukkan kandungan Formalin pada beberapa buah dan sayuran impor.

Sumber: Puslitbang BSN

Data lain juga menunjukkan pada bulan April-Agustus 2007 di berbagai pasar buah tradisional dan swalayan di wilayah Bogor menunjukkan bahwa buah-buahan impor mengandung formalin dan pestisida. Formalin ditemukan pada buah apel, durian, pear, wortel, dan lengkeng, baik pada kulit maupun daging buah dengan konsentrasi antara 0,10-122,11 ppm.

Efek terhadap kesehatan

Efek yang ditimbulkan oleh kandungan zat-zat beracun ini dalam tubuh manusia ada yang bereaksi sangat cepat dan ada yang berjalan lambat. Reaksi cepat akan menimbulkan keracunan tiba-tiba sesaat kita mengkonsumsi bahan makanan tersebut. Umumnya hal ini  disertai mual, muntah, rasa perih yang hebat, koma, kejang bahkan kematian. Peristiwa seperti ini sudah sering kita lihat.

Sedangkan reaksi yang lambat tidak menimbulkan hal-hal yang aneh dan berbahaya sesaat kita selesai mengkonsumsinya. Namun demikian, lama-kelamaan zat yang terkandung dalam makanan tersebut akan tertimbun dalam tubuh dan menimbulkan berbagai reaksi berbahaya yang secara perlahan-lahan menggerogoti dan merusak sel-sel tubuh.

Setelah tiba waktunya, muncullah berbagai jenis penyakit berbahaya, seperti kanker, ginjal, hati, jantung, stroke, gangguan saluran pencernaan, susunan syaraf pusat, gangguan otak, limpa, atau pankreas. Penyakit ini bisa timbul beberapa tahun kemudian setelah seseorang mengkonsumsi buah atau sayuran yang mengandung zat berbahaya tersebut.

Tips

Penjelasan sederhana di atas sedikitnya sudah memberi gambaran bagi kita tentang zat beracun pada buah dan sayuran. Bagaimana kehadirannya, jenis-jenisnya, serta efeknya terhadap kesehatan. Tips berikut  ini perlu kita ketahui untuk bisa menghilangkan atau meminimalisir efek yang ditimbulkan sehingga kita bisa terhindar dari pengaruh buruk zat berbahaya tersebut.

Pertama, mencuci bersih sayuran dan buah dengan air mengalir sebelum dimasak atau dimakan. Ini akan menghilangkan residu pestisida yang menempel dan mengering.
Kedua, berusaha menghindari buah atau sayuran yang dilapisi parafin, yakni sejenis lilin yang dapat mempertahankan kesegaran buah. Biasanya zat ini tampak berupa lapisan putih dan mengkilat, seperti sering terlihat pada buah anggur, apel atau wortel.
Ketiga, hindari memakan buah bersama –sama dengan kulitnya. Buah apapun itu, lebih baik memakannya dengan membuang kulitnya terlebih dahulu. Karena bisa saja residu pestisida dan zat lainnya masih ada yang menempel pada kulit buah tersebut walau telah dicuci.
Keempat, jika ada sayur yang bisa dimakan mentah, lebih baik tetap memasaknya dengan suhu optimum.
Kelima, hindari mengkonsumsi buah atau sayuran sekali makan dengan jumlah yang banyak. Hal ini akan memungkinkan zat beracun akan banyak yang masuk ke dalam tubuh, otomatis organ tubuh yang bertanggungjawab terhadap racun tidak mampu melawannya. Lebih baik memakannya bertahap dan memiliki rentang waktu, sehingga organ tubuh yang bertanggungjawab terhadap racun masih mampu menetralisir.




SENYAWA SULFUR PADA MESIN KENDARAAN ANDA

Berita heboh tentang rusaknya fuel pump sekitar 1.000 unit taksi di Jakarta yang dicurigai akibat tingginya kandungan senyawa sulfur (belerang) dalam premium Indonesia, telah menambah daftar kerusakan yang diakibatkan jenis senyawa ini di sekitar kita.

Terlepas dari benar atau tidaknya  sulfur  ini yang dicurigai berkadar tinggi dalam premium Indonesia, yang pasti senyawa ini dipastikan selalu ada dalam kandungan minyak bumi. Hal ini terjadi sebagai proses alamiah karena minyak bumi itu diproduksi dari ekstraksi bawah tanah. Kandungan sulfur yang paling banyak di alam terdapat di perut bumi pada batuan sedimen sekitar 8 x 109 kg.

Kehadiran senyawa ini dalam premium dan solar dikategorikan sebagai zat pengotor dan umumnya terkandung dalam minyak mentah maupun dalam produk akhir dan fraksi-fraksinya. Berbagai jenis senyawa-senyawa sulfur yang sering dijumpai dalam minyak bumi adalah hydrogen sulfida (H2S), metil dan benzil mercaptans, metil sulfida, normal butil sulfida, metil disulfida, sulfida-sulfida siklis, alkil sulfat, asam sulfonat, sulfoksida, sulfon dan tiofena. 
Hingga sekarang masih belum memungkinkan untuk menghilangkan kehadiran senyawa ini dalam bahan bakar, tetapi setidaknya kehadirannya bisa diminimalisir. Menurut kadar sulfur yang dikandungnya, minyak bumi dapat dikategorikan sebagai berikut:
1.    Minyak bumi kadar sulfur tinggi (high sulfur oil), Mengandung sulfur > 2 % berat.
2.    Minyak bumi kadar sulfur sedang (medium sulfur oil), Mengandung sulfur 0,1 – 2 % berat.
3.    Minyak bumi kadar sulfur rendah (low sulfur oil), Mengandung kadar sulfur < 0,1 % berat
Efek senyawa sulfur terhadap kendaraan, kesehatan dan lingkungan.
Berbagai senyawa sulfur dapat dikategorikan sebagai bahan polutan yang berasal dari pembakaran BBM dan batu bara, penyulingan minyak, industri kimia dan metalurgi
. Senyawa sulfur yang umumnya bisa merusak itu adalah oksida sulfur seperti Sulfur dioksida (SO2) dan senyawa Hidrogen Sulfur (H2S).

Berbagai kerusakan yang disebabkan senyawa-senyawa ini adalah:
1.    Senyawa-senyawa sulfur tersebut mempunyai sifat korosif ( menimbulkan karat) dan mempunyai karakter yang mudah meledak. Senyawa ini dapat bereaksi dan mengkorosi logam-logam pada mesin kendaraan. Hal ini akan mengakibatkan berkurangnya ketebalan dinding pipa-pipa atau tabung-tabung pemanas dan bertekanan dalam kendaraan. Kehadiran H2S juga dapat menyebabkan korosi terhadap pipa baja dalam kendaraan dan menghasilkan endapan padat berupa besi sulfida.
2.    Sulfur dioksida (SO2) yang merupakan gas buang pembakaran bisa  terabsorbsi di dalam hidung dan menyebabkan iritasi dan radang pada saluran pernafasan. Sifat iritasi terhadap saluran pernafasan ini menyebabkan SO2 dapat membengkakkan membran mukosa yang mengakibatkan  meningkatnya hambatan aliran udara pada saluran pernafasan. Kondisi ini akan menjadi lebih parah bagi kelompok yang peka, seperti penderita penyakit jantung atau paru-paru dan para lanjut usia. Dalam kondisi keracunan akut,  bisa menyebabkan muntah, diare, tekanan darah turun drastis, rasa tercekik, dan  rasa sempit didada.
3.    Polutan SO2 memiliki daya rusak yang tinggi terhadap bangunan, karena  menyebabkan terjadinya hujan asam. Hal ini akan menimbulkan korosi Pada bahan-bahan yang mengandung seng dan tembaga. Juga untuk bangunan berbahan  batu kapur dan marmer sangat rentan terhadap deposisi SO2. Selain itu senyawa sulfur ini dapat merusak ekosistem perairan, lahan pertanian dan hutan.

Demikian sekilas tentang senyawa sulfur yang saat ini menjadi perbincangan hangat akibat rusaknya fuel pump ribuan taksi di Jakarta. Bagaimanapun juga, senyawa ini akan selalu hadir dalam bahan bakar minyak bumi. Tetapi kita tentunya tidak bisa menerima keadaan ini begitu saja. Bisa saja benar, kandungan sulfur dalam premium PERTAMINA melebihi ambang batas yang diijinkan, apalagi telah diuji oleh sebuah laboratorium di Thailand. 

Untuk bisa menjawab ini, tentunya pihak PERTAMINA harus mengkaji dan meneliti ulang kandungan sulfur ini dalam bahan bakar yang diproduksinya, termasuk premium dan solar.

STRATEGI JITU SEORANG JUKIR

Petang itu hujan turun begitu deras. Doni tampak dengan setia menunggu sebuah mobil Katana Hitam yang sejak sore diparkir di depan Bank Mandiri Cabang Sisingamangaraja, Medan. Ketika ia sedang asyik merapikan lembaran uang seribuan di genggamannya, tak terlihat olehnya tiba-tiba sang pemilik mobil dengan cepat masuk dan langsung meluncur.

Doni pun dengan sigap meniup pluitnya sambil berlari mengejar. Ia  tak menghiraukan guyuran hujan yang begitu cepat membasahi sekujur tubuhnya.

“Sory kirain kamu tidak ada." ucap pemilik mobil itu sambil mengeluarkan selembar uang lima ribuan dari kantongnya dan memberikannya ke Doni. “Ada kog Pak.” balas Doni sambil tersenyum. “Pegang aja, untuk beli teh panas biar badanmu hangat.” ucap pemilik mobil ketika Doni memberikan kembalian uang parkir. “Makasih Pak.” ucap Doni amat senang, karena ia memperoleh bonus Rp 4000 yang seharusnya dikembalikan ke sang pemilik mobil.

Sambil mengusap wajah dan mengibas-ibas bajunya yang basah kuyup oleh guyuran hujan, Doni kembali mengawasi kendaraan yang sedang parkir. Ia tidak mau kejadian barusan terulang kembali. Hampir saja ia kehilangan uang seribu rupiah yang sangat berarti baginya.

Doni adalah seorang juru parkir (JUKIR) di kawasan Jl. Sisingamangaraja, Medan. Saat ini usianya sekitar dua puluh empatan. Doni hanya tamat Sekolah Menengah Pertama dan anak kedua dari tiga bersaudara. Setiap hari ia nongol di sana  mengatur kendaraan yang silih berganti parkir di kawasan itu.

Sebagai seorang JUKIR, Doni harus mampu memaksimalkan uang parkir dan tidak akan pernah lalai atau melewatkan setiap kendaraan pun walau hujan dan panas menerjang.

Hasil yang didapat Doni sebagai juru parkir sekitar 75.000 rupiah sampai  120.000 rupiah per hari. Dari hasil itu  Ia harus memberi setoran ke pengawasnya yang dipanggil  Bos. Ia juga menyisihkan anggaran ke  petugas Polisi yang meminta "setoran" kepada Doni setiap hari.  Alhasil uang yang dibawa Doni ke rumah jauh dari jumlah yang dihasilkan. Doni yang segan memberitahukan jumlah setoran ke bosnya dan ke Polisi mengaku sangat  memberatkannya, belum lagi biaya makan dan rokoknya setiap hari.

Menurut Doni, dengan adanya berbagai kutipan ini banyak JUKIR akhirnya  menaikkan uang parkir terhadap setiap kendaraan bermotor. Misalnya di kawasan Jalan Masjid Kelurahan Kesawan, Medan. Hal yang sama juga  terjadi di Jalan Selat Panjang, dan Jalan Semarang. Para juru parkir menaikkan biaya kendaraan bermotor roda dua Rp 1.000 (dari Rp 300 berdasarkan Perda) dan mengutip Rp 2.000 untuk kendaraan bermotor roda empat (dari yang seharusnya Rp 1.000). Naiknya tarif parkir yang dipaksakan oleh sejumlah JUKIR ini, disebabkan mereka harus mencapai target setoran ke bosnya termasuk  PUNGLI dari Pak Polisi.

Tetapi Doni tidak seperti JUKIR lainnya yang sering marah dan memaksakan kehendak menagih uang parkir melebihi aturan kepada pemilik kendaraan. Bahkan banyak JUKIR tidak memberi kembalian uang parkir disaat pemilik kendaraan lupa.

Doni ”takut” dan tidak tega melakukannya. Tetapi ia melakukan ”strategi” tersendiri agar ia mampu memenuhi setoran  dan segala bentuk pungutan lainnya.
Adapun strategi yang dilakukan Doni adalah ia selalu  mengembalikan setiap tukaran parkir walau kadang-kadang para pemilik kendaraan lupa. Ia juga selalu menghormat bagai "tentara" ke setiap pelanggannya.  Strategi lainnya adalah ia  sering memberitahu  pemilik kendaraan jika melihat kunci  yang masih melekat dan mengingatkan agar jangan lupa mengunci pintu dan sepeda motor mereka.

Dengan strategi jitunya, ia berharap memperoleh uang lebih dari para pemilik kendaraan. Ia juga menjadi seorang yang “pelit”. Ia tak  membiarkan satu kendaraan pun terlewatkan. Walau teman sendiri, ia  tak segan meminta uang parkir. Ia tak mengenal istilah gratis.

Doni yang sudah bekerja hampir enam tahun itu, hanya berharap kondisi seperti ini bisa teratasi, sehingga tidak merugikan para juru parkir dan masyarakat. Dia berharap supaya Bos juru parkir dihapuskan saja. Mereka menaikkan setoran kepada juru parkir tanpa surat resmi dari Dinas Perhubungan Medan. Si Bos  selalu mengancam, kalau tidak sanggup menaikkan setoran, masih banyak orang lain yang sanggup mengerjakannya.

Hari semakin gelap dan hujan belum juga reda. Sambil meniup pluit, Doni kembali menyusul kendaraan yang akan segera meluncur. Ia pun menerima uang parkir dengan tidak lupa memberi hormat tentaranya. Doni tampak tersenyum sambil membalik-balikkan kumpulan uang  seribu di tangannya. Mungkin saja pemilik kendaraan memberikan uang lebih sebagai bonusnya hari ini.


Blog Archive