Full-body scanner atau alat pemindai adalah sebuah alat yang bisa menerobos ke bagian tubuh yang ditutupi pakaian. Berbeda dengan detektor logam, full-body scanner mampu menggambarkan seluruh anggota tubuh seseorang.
Alat ini bisa menembus lapis pakaian, memetakan bagian tubuh dengan akurat, serta bisa memperlihatkan bahan peledak plastik dan kimia yang disembunyikan dalam pakaian.
Alat ini bisa menembus lapis pakaian, memetakan bagian tubuh dengan akurat, serta bisa memperlihatkan bahan peledak plastik dan kimia yang disembunyikan dalam pakaian.
Cara kerja alat ini membutuhkan waktu antara 15 dan 30 detik untuk “merazia” seseorang. Orang yang hendak diperiksa terlebih dahulu memasuki bilik kecil lalu tangan diangkat, kemudian gelombang radio akan mendeteksi dari segala penjuru. Lalu bentuk tubuh akan tampak telanjang pada layar komputer.
Alat ini sudah mulai diuji coba di berbagai bandara, sehubungan banyaknya ancaman terorisme. Sejumlah bandara di Kanada dan Perancis telah mencoba alat ini. Pemeriksaan akan difokuskan untuk para penumpang yang hendak ke Amerika Serikat.
Belanda dan Nigeria juga sudah menyatakan untuk mempergunakan full body scanner, setelah seorang penumpang dari Nigeria yang terbang dari Amsterdam menuju Detroit berusaha meledakkan sebuah pesawat Amerika.
Di Indonesia sendiri alat pemindai ini telah ada sejak tahun 2008 yang bermerek ProVision buatan pabrikan L3 Security & Detection System, Amerika Serikat. Tetapi pembahasan pemakaian alat tersebut di bandara Indonesia masih belum selesai karena banyaknya pro kontra.
Salah satu tokoh yang tidak setuju dengan alat tersebut adalah pemimpin religius Katolik, Paus Benedict XVI. Demikian juga dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI), mereka menolak penggunaaan alat ini dipasang di bandara di Indonesia karena tidak sesuai aturan agama dan melanggar hak asasi manusia.
Bagaimana menurut Anda? Apakah Anda di pihak yang pro atau kontra?
http://justgetthere.us/blog/uploads/inverted-body-scanners.jpg
http//www.puppetgov.com/wp-content/uploads/2008/10/