Banyak orang di sekitar kita yang pintar dan memiliki keterampilan diatas rata-rata. Pun demikian mereka tidak sesukses orang yang kepintaran atau keahliannya biasa-biasa saja. Muncul sebuah pertanyaan, mengapa demikian?
Saat ini hampir semua orang mencari calon karyawan atau ‘pembantu’ yang bisa dipercaya. Jika sebuah lembaga/perusahaan atau seorang individu yang ingin merekrut karyawan ataupun tenaga freelance, umumnya mereka akan menanyakan apakah dia bisa dipercaya?
Sekilas tampak agak ekstrim. Bukannya keahlian atau keterampilan yang ditanya terlebih dahulu. Justru ke masalah trust.
Sekilas tampak agak ekstrim. Bukannya keahlian atau keterampilan yang ditanya terlebih dahulu. Justru ke masalah trust.
Hal ini sebenarnya masuk diakal, karena saat ini orang sepintar atau sehebat apapun tidak akan pernah bisa dijadikan partner selama ia tidak bisa dipercaya. Sebaliknya seseorang yang bisa meyakinkan orang lain bahwa dirinya bisa dipercaya, tentunya dia akan memiliki chance yang besar dan mampu merebut ‘hati’ orang lain.
Apa yang dilakukan untuk memperoleh rasa percaya itu?
Jangan Pernah Terlambat
Time is money. Walau jadul, wise word ini tetap menjadi pilihan. Bayangkan saja ketika seseorang kehilangan chance hanya karena terlambat tiga menit. Waktu adalah faktor yang paling krusial. Banyak orang akan benci dan marah-marah hanya karena seseorang terlambat beberapa menit. Ini akan membuat seseorang tidak bisa dipercaya. Tetapi, jika seseorang mampu mengerjakan segala sesuatunya tepat waktu, maka sudah memenuhi syarat pertama untuk bisa dipercaya dan dapat diandalkan.
Jangan hanya OMDO
OMDO (omong doang) adalah istilah untuk seseorang yang banyak bicara dan janji tanpa pernah menepatinya. Ini membuat orang lain menjadi bosan dan tidak percaya. Jelas hal ini menjadi malapetaka bagi diri sendiri. Tetapi orang yang berbuat dan memberi lebih banyak daripada omongan dan janjinya adalah orang yang bisa dipercaya dan bisa diandalkan.
Jangan banyak alasan
Ketika seseorang dihadapkan dengan pertanyaan atas sebuah kelalaian yang dilakukan, ia sering membuat alasan yang tidak-tidak. Ini memicu orang lain marah dan tidak percaya. So, jadilah meminimalkan alasan, dan bukan melebih-lebihkannya.
Responsibility
Seberat atau seringan apa pun tugas yang diberikan, Anda mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikannya. Jika berat tugas yang diberikan, jangan buat terlalu banyak alasan. Jika merasa tidak mampu menyelesaikannya, lebih baik katakan secepatnya dan cari cara bagaimana atau siapa yang bisa menyelesaikannya.
Jika suatu tugas sudah diberikan kepada Anda, janganlah mengoper tanggung jawab, sekalipun tugas tersebut didelegasikan ke orang lain.
So, kepintaran dan keterampilan saja tidaklah cukup untuk memperoleh kesuksesan. Lebih dari itu, bisa dipercaya akan menjadikan seseorang bisa mengambil ‘hati’ orang lain.