Sekitar awal tahun 1990-an, internet masuk ke Indonesia. Saat itu layanan internet sangat mahal yang hanya bisa dinikmati kalangan tertentu saja.
Tetapi saat ini, bagai jamur di musim hujan, fasilitas internet tumbuh pesat dengan layanan murah meriah serta gampang diperoleh. Berbagai Internet Provider tersebar di mana-mana. Internet pun sudah menyentuh segala lapisan, dari anak-anak hingga dewasa. Bahkan layanan internet tidak hanya diakses dari komputer saja tetapi sudah meluas aksesnya dari handphone atau smartphone.
Berbicara tentang internet, kehadiran fasilitas dunia maya ini telah banyak membawa kemajuan yang pesat secara global bagi pemakainya. Dengan adanya fasilitas internet, segala sesuatunya berjalan dengan mudah dan cepat.
Bayangkan saja begitu mudahnya kita mencari aneka informasi, berkirim surat, membaca aneka tips dan trik, menikmati fasilitas belajar online serta aneka free ebook gratis. Internet juga telah banyak melahirkan pebisnis-pebisnis muda yang menjadikan internet sebagai toko online dan bertransaksi online. Internet yang memperkenalkan istilah work at home menjadikan seseorang berbisnis hanya dengan fasilitas internet di rumah. Dengan layanan social networking, juga telah menjadikan kita bisa berjumpa dengan sahabat lama atau anggota keluarga yang telah lama tidak berjumpa.
Namun demikian, kita juga tidak dapat menutup mata akan layanan internet ini. Dibalik keuntungan besar yang diberikan pastinya juga akan membawa sisi negatif. Dengan adanya content yang tidak tersaring seperti situs dewasa, internet membawa perubahan ke arah yang negatif, apalagi kalau hal ini diakses oleh anak-anak di bawah umur.
Selain itu maraknya penipuan via email, pencemaran nama baik, menggangu kehidupan pribadi seseorang, kasus-kasus kriminal dan kasus asusila yang terjadi, telah dianggap bahwa internet adalah makhluk yang menakutkan.
Keadaan seperti ini akhirnya melahirkan sikap pro kontra di kalangan masyarakat. Bagi pihak yang pro beranggapan bahwa apapun layanan atau content internet itu, tetap dianggap tidak akan membawa masalah, sepanjang seseorang menganggap isinya positif . Walau sering terjadi aneka penipuan atau hal negatif lainnya, mereka menganggap itu adalah hal wajar yang merupakan dampak kemajuan teknologi. Tergantung bagaimana menyikapinya dan mengkondisikan hal ini bagi anak-anak dan remaja di bawah umur.
Bagi yang kontra berpendapat bahwa internet itu tidak layak untuk dinikmati. Segala sesuatu yang ada di dalamnya pasti membawa hal negatif. Apalagi kalau anak-anak di bawah umur mengkases situs dewasa. Situs porno ini menjadi momok bagi orang tua yang siap menerjang moral anak-anak mereka.
Apa yang harus dilakukan?
Kita masih ingat awal puasa kemarin, MENKOMINFO telah melakukan pemblokiran situs porno. Apa yang dilakukan oleh MENKOMINFO ini menuai banyak cercaan, khususnya dari para netter. Bukan karena pro-pornografi, tapi para netter lebih menyayangkan kenapa yang kena blokir adalah situs-situs yang tidak mengandung unsur pornografi.
Mereka beranggapan pemblokiran bukanlah akhir dari segala masalah, yang terpenting adalah pengawasan terhadap penggunaan internet tentunya dengan tidak membatasi kreatifitas para penggunanya. Apa yang dilakukan oleh badan ictwatch yang mengkampanyekan Internet Sehat adalah suatu hal yang perlu didukung dan dipertahankan. Dedikasinya terhadap pencegahan kejahatan dan dampak negatif di internet perlu diacungi jempol.
Dengan uraian singkat di atas, terlepas dari pro-kontra yang ada, penulis berpendapat bahwa internet sehat itu adalah, aktivitas berselancar di dunia maya entah itu browsing,download, games online ataupun hanya sekadar sosial aktivity. Dan segala hasil yang diperoleh adalah memilki nilai positif bagi para penggunanya dan senantiasa memberikan hal yang terbaik bagi diri maupun orang lain. Artinya, internet sehat adalah apapun yang kita baca, lihat, dan dengar melalui internet harus ditanggapi positif, walau tentunya dengan bijak mengawasi anak-anak dan anggota keluarga sebisa mungkin.