Tulisan Terbaru

MALNUTRISI DAN RENDAHNYA KETAHANAN PANGAN


Pembahasan tentang gizi selalu menjadi topik menarik, karena gizi sangat berpengaruh dalam menentukan tubuh yang sehat dan kuat, mempertahankan fungsi organ dan sel, serta peranannya mencegah berbagai penyakit.
Seseorang yang asupan gizinya cukup dan seimbang tentunya akan memiliki bentuk tubuh yang bagus, otot yang kuat, kulit yang bercahaya, energik, dan jiwa raga yang sehat. Sebaliknya, kekurangan gizi (malnutrisi) akan mengakibatkan seseorang mudah merasa lelah, daya tahan tubuh lemah dan tidak bersemangat. Bahkan bisa mengakibatkan gagal tumbuhnya seseorang, penurunan IQ, produktivitas, dan turunnya daya tahan tubuh yang meningkatkan risiko kesakitan.
Saat ini masalah malnutrisi tetap menjadi perhatian serius dunia, terutama malnutrisi yang dihadapi negara-negara sedang berkembang. Menurut data Organisasi Save the Children,1 dari 4 anak di dunia mengalami masalah malnutrisi kronis atau stunted (perkembangan terganggu) dengan akses nutrisi yang terbatas. Dilaporkan juga bahwa malnutrisi telah membunuh sekitar 2,6 juta anak-anak dan 100 ribu ibu setiap tahunnya. Badan kesehatan dunia WHO juga memperkirakan bahwa 54% kematian bayi dan anak dilatarbelakangi keadaan gizi yang buruk.
Di Indonesia sendiri, merebaknya kasus gizi buruk atau malnutrisi terjadi pasca krisis ekonomi tahun 1997 yang lalu. Saat itu ketersediaan sumber pangan yang menjadi sumber gizi sangat sulit diperoleh dan harganya melambung tinggi.
Hingga saat ini masalah malnutrisi bagi keluarga Indonesia masih menjadi problem utama. Terjadinya malnutrisi ini umumnya disebabkan banyak faktor, seperti kemiskinan, pengetahuan tentang gizi yang masih kurang, hingga kondisi sanitasi rumah tangga yang buruk. Namun salah - satu faktor yang dianggap paling berpengaruh adalah  masalah ketahanan pangan keluarga Indonesia yang masih rendah.
 Ketahanan pangan keluarga
Defenisi ketahanan pangan (food security) menurut Bank Dunia (1986) adalah akses semua orang setiap saat pada pangan yang cukup untuk hidup sehat (secure access at all times to sufficient food for a healthy life). Sedangkan menurut Undang-Undang Pangan No.7 Tahun 1996, ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik dari jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.
Berdasarkan definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ketahanan pangan memiliki                  5 unsur yang harus dipenuhi :
Pertama, berorientasi pada rumah tangga dan individu
Kedua, dimensi waktu setiap saat  pangan tersedia dan dapat diakses
Ketiga, menekankan pada  akses pangan rumah tangga dan individu, baik fisik, ekonomi dan sosial
Keempat, berorientasi pada pemenuhan gizi
Kelima, ditujukan untuk hidup sehat dan produktif
Pada kenyataannya memang tidak mudah untuk mewujudkan ketahanan pangan yang kuat bagi keluarga Indonesia. Selain kemiskinan dan kurangnya pengetahuan tentang gizi, pemerintah pun mengakui buruknya infrastruktur pertanian yang menghambat upaya ketahanan pangan.
Pun demikian, keadaan ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Jika tidak dilakukan tindakan - tindakan baik secara jangka panjang atau jangka pendek, maka masalah ketahanan pangan serta  malnutrisi akan tetap menghantui keluarga Indonesia. 
image: http://www.rnw.nl/africa/article/somalia-msf-foresees-rise-severe-malnutrition

No comments:

Blog Archive