Pesawat Citilink yang kami tumpangi dengan tujuan Jakarta baru saja take off. Seperti biasa suasana hening hingga pesawat berada pada posisi stabil dan selanjutnya siap membelah angkasa.
Beberapa saat kemudian suara wanita menyapa seluruh penumpang dengan ramah. “Selamat menikmati perjalanan Anda, staff kami akan menawarkan berbagai souvenir, makanan, minuman dan Anda bisa membelinya atau menghubungi kami jika Anda membutuhkan.” Demikian bunyi suara itu.
Tak lama, dua orang pramugari cantik dengan senyum ramah dan manis menghampiri setiap penumpang dengan membawa kereta yang berisi aneka jenis makanan dan minuman. Berhubung belum sempat sarapan, mata saya tertuju pada sebuah kue yang terbungkus plastik dan membelinya. “Sepuluh ribu Pak,” ucap pramugari.
Kening sedikit berkerut karena tidak menduga "harga selangit" si kue coklat. Tidak berlangsung lama, wajah kembali normal dan dengan tersenyum saya memberikan pecahan sepuluh ribu. Hmmmmm, Rasanya sih biasa-biasa aja.
Ternyata yang namanya belanja, saat ini bukan hanya tersedia di darat atau laut saja. Belanja di angkasa juga sudah tersedia. Bedanya, klo belanja di angkasa kita tidak perlu repot-repot jalan kesana kemari. Cukup dengan memanggil sang pramugari, maka pesanan akan datang. Selain itu belanja di angkasa harganya itu lho. Selangit! Yeah namanya juga belanja, terserah mau beli atau tidak,bukan? Yang pasti belanja di angkasa ada keasykan tersendiri.
Istilah belanja di angkasa sudah mulai sejak tahun 2003. Istilah ini sering disebut beli di pesawat atau buy on board (BoB). Buy on board adalah sebuah sistem ketika makanan dan/atau minuman dibayar di pesawat. Bagi Anda yang sering berpergian menggunakan pesawat, pasti sudah mengetahuinya.
Biasanya makanan dan/atau minuman ini tidak termasuk dalam harga tiket untuk kelas harga tertentu. Sekitar tahun 2003, banyak maskapai udara Amerika Serikat menghapus layanan makanan gratis di kelas ekonomi dan menggantikannya dengan layanan beli di pesawat. Dengan sistim ini, tentunya membuat produk beli di pesawat menghasilkan lebih banyak untung bagi setiap maskapai.
Dengan lama penerbangan rata-rata selama dua jam khususnya di Indonesia, sistim BoB ini setidaknya bisa membantu, apalagi klo penerbangan di pagi hari ketika kita tidak sempat sarapan. Namun demikian, hendaknya pintar-pintar dalam memilih jenis makanan, jangan yang pedas-pedas atau yang merangsang kinerja perut. Bisa-bisa tiap detik ke lavatory.
No comments:
Post a Comment