Tulisan Terbaru

Ayah


Dengan kondisi keluarga yang hidup pas-pasan, ayah setiap hari bekerja dengan satu tujuan untuk bisa memberi nafkah dan kebahagiaan bagi keluarga. Ia bekerja keras setiap hari. Bahkan di malam hari ia harus begadang menyelesaikan pekerjaannya. Ayah bekerja keras demi keluarga.  

Suatu hari ayah berniat mencari lowongan pekerjaan yang lebih baik. Ia ingin lebih membahagiakan keluarga agar memiliki materi lebih untuk bisa digunakan memenuhi seluruh kebutuhan keluarga. Setiap hari ia bekerja tak kenal lelah sambil mencari informasi tentang pekerjaan yang diimpikannya. Ayah hampir tidak pernah memiliki waktu untuk keluarga apalagi makan malam bersama. Setiap kali keluarga mengeluh karena ayah tidak memiliki waktu ia selalu mengatakan bahwa ia melakukan ini semua demi keluarga.

Suatu hari ayah menerima surat dan ia ditawari  sebuah pekerjaan menjadi supervisor senior dengan gaji yang tinggi. Seperti mimpi yang menjadi kenyataan, ayah sekarang mampu memberikan keluarga kemewahan kecil seperti pakaian bagus, makanan enak dan liburan.

Namun, ayah terus bekerja sangat keras dengan harapan bisa dipromosikan ke posisi manajer. Bahkan, ayah mendaftarkan diri menjadi mahasiswa agar mampu menimba ilmu dan meraih gelar sarjana agar kelak ia bisa menjadi manager. Tetapi ayah tidak pernah memiliki waktu untuk keluarga. Setiap kali keluarga mengeluh karena ayah tidak memiliki waktu ia selalu mengatakan bahwa ia melakukan ini semua demi keluarga.

Kerja keras ayah pun menjadi kenyataan. Ia menjadi manager. Ia memutuskan untuk menyewa pembantu untuk meringankan istrinya dari tugas-tugas rumah tangga. Ia juga menjual rumah keluarga dan menggantinya dengan rumah yang sangat besar dengan fasilitas mewah.

Dengan segala keinginan untuk membahagiakan keluarga, ayah melanjutkan studinya dan dipromosikan lagi. Namun ia tetap tak punya waktu untuk keluarga. Bahkan, Ayah harus bekerja di hari Minggu. Sekali lagi, setiap kali keluarga mengeluh karena ayah tidak memiliki waktu ia selalu mengatakan bahwa ia melakukan ini semua demi keluarga.

Seperti yang diharapkan, kerja keras ayah terbayar lagi dan dia membeli villa indah yang menghadap ke sebuah danau yang ditengahnya terdapat pulau kecil. Ayah memutuskan untuk pindah kesana. Ia membawa keluarga ke villa itu dan tinggal disana. Ayah sangat bahagia dan mengatakan kepada keluarga bahwa dia memutuskan untuk tidak melanjutkan study atau mengejar setiap promosi lagi. Ia akan mencurahkan lebih banyak waktu untuk keluarganya.

Tidak berapa lama tinggal di villa, ayah meninggal dan meninggalkan materi berlimpah bagi keluarga. Ia meninggalkan keluarga berlimpah materi tetapi menyisahkan duka bagi keluarga karena waktu untuk bersama Ayah sangat singkat.


Ayah lalai tidak menyeimbangkan antara materi dan kerinduan keluarga untuk bisa selalu bersama. Ia bekerja bagai robot hanya untuk materi.

image: victoriafalls24.com

Amazing! Inilah Sesuatu yang Sangat Inspiratif Dari STEVE JOBS Sewaktu Ia Hidup


Steve Jobs sang pendiri perusahaan Apple dan seorang yang sangat inovatif itu memberikan pidato yang sangat inspiratif saat acara wisuda mahasiswa Standford University pada tanggal 12 Juni 2005. Pidato ini disampaikan ketika ia masih hidup.

“Saya merasa terhormat bisa bersama Anda hari ini. Sejujurnya, ini adalah momen yang paling indah yang pernah saya terlibat dalam upacara wisuda perguruan tinggi. Karena saya tidak pernah lulus dari Perguruan Tinggi. Hari ini saya ingin menyampaikan tiga cerita pengalaman hidup saya.

Cerita pertama adalah tentang menghubungkan titik-titik.
Saya drop out dari Reed College setelah 6 bulan kuliah.Kenapa? Kisahnya berawal sebelum saya lahir. Ibu kandung saya masih muda dan menikah saat ia mahasiswi. Saat hamil ia memutuskan untuk memberikan saya ke orang lain untuk diadopsi. Akhirnya ia mendapatkan seorang pengacara dan istrinya. Sialnya, begitu saya lahir, mereka menolak karena mereka menginginkan bayi perempuan. Akhirnya orang tua saya menelepon seseorang yang berminat mengadopsi anak laki-laki dan mereka bersedia.

Karena keluarga tersebut kurang secara ekonomi, mereka menolak untuk menyekolahkan saya sampai ke perguruan tinggi kelak. Sikapnya baru melunak setelah orang tua saya berjanji akan membiayai sekolah saya sampai perguruan tinggi.

Setelah usia 17 tahun aku masuk perguruan tinggi. Tetapi dengan sombongnya aku memilih universitas yang hampir sama mahalnya dengan Stanford. Seluruh tabungan orang tua pun habis untuk biaya kuliah saya. Setelah enam bulan, saya tidak memperoleh nilai yang bagus. Semuanya rendah.  Aku bingung dan tidak tahu apa yang ingin saya lakukan. Saya sudah menyia-nyiakan dan menghabiskan seluruh uang orang tua saya. Akhirnya saya memutuskan untuk drop out. Hal ini sangat menakutkan saat itu, tetapi itu adalah keputusan terbaik yang saya buat.

Ketika saya drop out, orangtua saya marah besar. Saya pergi dan tidak punya kamar kos sehingga nebeng tidur di lantai kamar teman-teman. Makan saya juga tidak teratur. Tetapi aku harus menjalaninya. Selama itu saya mulai belajar mengikuti rasa ingin tahu dan intuisi yang kemudian sangat berharga.

Reed College tempat saya kuliah saat itu memiliki program pendidikan kaligrafi terbaik di negeri ini. Disepanjang kampus setiap poster, setiap label pada setiap laci, terlihat kaligrafi itu sangat indah. Karena sudah drop out, saya tidak bisa lagi mengikuti perkuliahan normal. Akhirnya saya memutuskan untuk mengambil kelas kaligrafi. Saya belajar tentang serif dan san serif, membuat variasi spasi antar kombinasi huruf yang berbeda, hingga membuat tipografi yang hebat. Itu indah bagi saya, bersejarah, artistik, semuanya sangat menarik. Saya berpikir bahwa kaligrafi ini sangat bermanfaat bagi kehidupan.

Terbukti sepuluh tahun kemudian, ketika saya mendisain komputer Macintosh yang pertama, ilmu itu sangat bermanfaat. Kami merancang itu semua ke dalam Mac. Itu adalah komputer pertama dengan tipografi yang indah. Jika saya tidak drop out dan tidak mengambil kelas kaligrafi, Mac tidak akan memiliki beragam tulisan atau huruf dengan jarak proporsional. Saat mempelajari kaligrafi saat itu, saya berpikir rasanya tidak ada manfaatnya untuk komputer. Namun setelah sepuluh tahun kemudian saya  menghubungkan titik-titik itu dan jadilah komputer dengan tipografi yang indah.

Jadi, Anda harus percaya bahwa titik-titik yang Anda pelajari saat ini, walau sekilas tidak bermanfaat, yakinlah akan terangkai di masa mendatang. Anda harus percaya pada  intuisi, takdir, kehidupan, karma, atau apapun.

Cerita kedua saya adalah tentang cinta dan kehilangan.
Saya beruntung saya menemukan apa yang saya sukai sejak masih muda. Saya memulai Apple di garasi orang tua saya ketika saya berumur 20 tahun. Kami bekerja keras dan dalam 10 tahun Apple berkembang dari hanya kami berdua di garasi menjadi perusahaan 2 milyar dolar dengan 4000 karyawan. Namun saat kami baru meluncurkan produk terbaik kami  Macintosh dan saya baru menginjak usia 30, saya dipecat.

Bagaimana mungkin Anda dipecat dari perusahaan yang Anda dirikan? Yah, seperti pertumbuhan Apple, kami merekrut orang yang saya pikir sangat berkompeten untuk menjalankan perusahaan bersama saya. Untuk tahun pertama, semua berjalan lancar. Tapi kemudian visi kami mengenai masa depan mulai menyimpang dan akhirnya kami sulit disatukan. Namun direksi berpihak kepada mereka yang akhirnya di usia 30 saya keluar.  Apa yang menjadi hasil keringat selama ini telah hilang dan itu sangat menghancurkan. Aku benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukan selama beberapa bulan.

Saya bertemu dengan David Packard dan Bob Noyce dan mencoba meminta maaf karena telah mengacaukan Apple.  Namun mereka tidak berubah saya tetap dipecat. Aku merasa gagal dan bahkan berpikir untuk lari dari Silicon Valley. Namun, sedikit demi sedikit saya menerima keputusan itu dan semangat saya timbul kembali. Walau dipecat, saya tetap cinta Apple.

Maka, saya putuskan untuk mulai lagi dari awal. Ternyata setelah dipecat dari Apple adalah hal terbaik yang terjadi pada saya. Beban berat sebagai orang sukses saya hilangkan dan saya menjadi leluasa berinovasi dan saya semakin kreatif dalam hidup saya. Akhirnya lima tahun berikutnya, saya memulai sebuah perusahaan bernama NeXT, lalu perusahaan lain bernama Pixar dan jatuh cinta dengan wanita istimewa yang kemudian menjadi istri saya. Pixar adalah pencipta pertama dunia film animasi komputer, Toy Story, dan sekarang merupakan studio animasi paling sukses di dunia.

Akhirnya sebuah peristiwa luar biasa terjadi, Apple membeli NeXT. Saya kembali ke Apple dan teknologi yang kami kembangkan di NeXT menjadi jantung bagi kebangkitan  Apple. Aku yakin semua ini tidak akan terjadi jika saya tidak dipecat dari Apple.

Terkadang kehidupan memukul Anda di kepala dengan batu bata. Jangan putus asa. Saya yakin bahwa satu-satunya hal yang membuat saya terus berusaha adalah karena saya menyukai apa yang saya lakukan. Anda harus menemukan apa yang Anda sukai. Pekerjaan Anda akan mengisi sebagian besar hidup Anda dan satu-satunya cara untuk benar-benar puas adalah melakukan apa yang Anda yakini adalah pekerjaan besar. Dan satu-satunya cara untuk melakukan pekerjaan besar adalah mencintai apa yang Anda lakukan. Jika Anda belum menemukannya, teruslah mencari. Jangan puas. Jadi, teruslah mencari sampai Anda menemukannya. Jangan menyerah.

Cerita ketiga saya adalah tentang kematian.               
Sekitar setahun yang lalu saya didiagnosis mengidap kanker. Saya menjalani scan pukul 7:30 pagi dan hasilnya jelas menunjukkan saya memiliki tumor pankreas. Aku bahkan tidak tahu apa pankreas itu. Para dokter mengatakan bahwa hampir pasti jenis kanker tersebut tidak dapat disembuhkan. Dokter mengatakan bahwa hidup saya hanya sekitar tiga atau enam bulan lagi. Dokter menyarankan saya pulang ke rumah dan membereskan semua urusan saya yang merupakan sinyal dokter untuk mempersiapkan kematian. Ini berarti untuk memastikan semuanya sudah beres, lalu mengucapkan selamat tinggal.

Aku tetap dalam pengobatan dan malam itu aku di biopsi. Mereka endoskopi ke tenggorokan saya, melalui perut saya dan ke dalam usus saya, lalu menaruh jarum ke dalam pankreas saya dan mendapat beberapa sel tumor. Saya dibius, namun istri saya, yang tetap mendampingi mengatakan bahwa ketika melihat selnya di bawah mikroskop, para dokter menangis karena ternyata menjadi bentuk yang sangat jarang dari kanker pankreas dan dapat disembuhkan dengan operasi. Saya dioperasi dan saya baik-baik saja sekarang.

Setelah melalui pengalaman tersebut, sekarang saya bisa katakan ini kepada Anda  bahwa tidak ada yang ingin mati. Bahkan orang yang ingin masuk surga pun tidak ingin mati dulu untuk mencapainya. Namun kematian adalah tujuan kita semua. Tidak ada yang bisa mengelak. Dan, memang harus demikian, karena kematian adalah buah terbaik dari kehidupan. Ini untuk membuat jalan bagi yang baru. Sekarang yang baru adalah kalian, tapi suatu hari nanti tidak terlalu lama dari sekarang, Anda secara bertahap akan menjadi tua dan akan dibersihkan. 
            
Waktu Anda terbatas, jadi jangan sia-siakan. Dan yang paling penting, memiliki keberanian untuk mengikuti kata hati dan intuisi.

Kebaikan yang Terlupakan


Seperti biasa, setiap pagi sebelum berangkat kerja, saya selalu membuka email dan browsing sambil membaca berita terbaru di berbagai harian online. Tiba-tiba saja saya berhenti pada sebuah artikel singkat berbahasa inggris.

Dengan bantuan google translator saya membaca artikel tersebut yang maknanya sebagai berikut, bahwa ada seorang gadis buta yang selalu membenci dirinya akibat kebutaan yang ia alami. Ia juga membenci semua orang kecuali seorang pemuda baik hati yang saat ini menjadi kekasihnya.

Pemuda tersebut selalu hadir hampir setiap hari untuk menghibur gadis tersebut. Walau buta, ia sangat mencintai gadis itu. Demikian sebaliknya. Mereka saling mencintai. Bahkan dikesehariannya ketika mereka berdua sedang ngobrol serius, si gadis berjanji akan bersedia menikah dengannya seandainya ia dapat melihat.

Suatu hari, seseorang mendonasikan sepasang mata ke gadis itu. Singkat cerita gadis itu pun bisa melihat. Ia bisa melihat orang-orang di sekitarnya dan melihat indahnya taman bunga beserta kicauan burung di dahan pohon. Gadis itu sangat gembira. Ia juga sangat senang karena akan segera bisa melihat pemuda yang selalu setia menemaninya ini.

Tak ingin menunggu lama, ia menyuruh orang lain memanggilkan kekasihnya. Tidak berapa lama, dengan memakai tongkat penyanggah, kekasihnya datang dan dengan hati gembira bisa menjumpai gadis kekasihnya itu walau tidak bisa melihatnya lagi. “Sekarang kamu telah bisa melihat, akankah kita segera menikah?” ucapnya dengan senang. Gadis itu sangat terkejut dan tidak percaya melihat pemuda di depannya yang selama ini menjadi kekasihnya juga seorang yang buta. Tanpa mengucapkan sepatah kata, ia meninggalkan pemuda itu dan menolak menikah dengannya.

Pemuda itu pun pergi dengan perasaan sangat sedih. Ia pulang dan menuliskan surat ke gadis itu “Just take care of my eyes dear.”

Cerita singkat di atas memberi sedikit gambaran bahwa dalam kehidupan sehari-hari banyak orang sering melupakan kebaikan orang lain. Padahal tidak disadari apa yang ia peroleh selama ini baik itu kekayaan materi atau rohani tidak terlepas dari bantuan atau pertolongan orang lain. Seperti cerita di atas bahwa gadis itu bisa melihat hanya karena kekasihnya mendonasikan kedua matanya untuk si gadis.

Bukan hanya itu, banyak diantara kita yang sering berjanji dalam hatinya “seandainya aku punya banyak uang dan dapat rejeki, aku akan menolong seseorang itu,  aku akan menyumbangkan ke yayasan sosial atau Panti Asuhan, dll.” Namun ketika rejeki itu sudah ditangan rasanya sangat berat menepati janji tadi.

Namun ya begitulah hidup. Terserah seseorang mau bagaimana. Yang pasti untuk menghilangkan kebencianmu, ingatlah hal terbaik yang pernah diberikan orang lain kepadamu. Jangan pernah melupakan kebaikan orang lain!

image: www.forsurequotes.com

Sebuah Cerita


Alkisah di sebuah desa kecil penduduknya hidup dari bertani dan beternak. Namun mereka hidup rukun, aman dan tenteram. Tetapi akhir-akhir ini kehidupan mereka terusik. Hampir tiap malam penduduk desa itu kehilangan barang dan juga ternak. Penduduk bingung karena setiap malam ada pencuri yang masuk ke desa itu.

Di suatu malam, di sebuah rumah  sederhana dan disampingnya ada gereja kecil, tinggal keluarga Bapak Pendeta. Mereka hanya bertiga, pendeta dan istrinya beserta seorang anak perempuan mereka.

Malam itu mereka ngobrol-ngobrol hingga larut malam. “Jadi kapan kamu akan menikah?” kata Pendeta ke putri semata wayangnya yang kini sudah berusia 24 tahun. Di desa itu seorang wanita yang sudah berusia 24 tahun dan belum menikah, sudah dianggap sangat tua. Maklum karena disana pernikahan rata-rata diusia 19 tahun. Ibu Pendeta pun turut menimpali, “kami ini sudah mulai tua nak, kami ingin melihat kamu punya suami dan kami masih sempat menimang cucu,” ungkapnya.

Si anak hanya terdiam. Ia kembali teringat cerita lama yang menghantuinya. Ia masih terbayang ketika 4 tahun lalu ia harus kehilangan calon suaminya yang harus pergi merantau. Belum sempat berjumpa dan meninggalkan pesan, ternyata ia ditinggalkan dan menikah dengan orang lain.

“Kalau kamu membisu seperti ini, bagaimana ada jalan keluar?” Ungkap ibu Pendeta. Bapak Pendeta terdiam tetapi keningnya berkerut seperti ada yang ia pikirkan. “Terserah Bapak dan Ibu saja,” tiba-tiba anak gadisnya menjawab. Mereka bertiga terdiam. Ucapan seperti ini sudah sering terucap dari mulut putrinya namun tetap tidak ada jalan keluar.

Dikeheningan malam itu, suasana desa sudah sunyi. Seluruh penduduk sudah tertidur di peraduannya  untuk menyimpan tenaga ke hari esok mencari nafkah. Namun dikeheningan malam itu, ada sosok seseorang yang masih terbangun dan mengintip-intip di rumah Pak Pendeta. Malam ini ia mencari target dan ingin mencuri di rumah itu. Ia seorang pemuda dan  sudah berondok di bawah jendela dan siap dengan alat pencongkel jendela. Namun karena Keluarga Pak pendeta masih terbangun dan ngobrol-ngobrol, ia menunggu dan bersembunyi di luar berharap keluarga itu segera tidur dan ia bebas melakukan aksinya.

Di dalam rumah, Pak Pendeta, istri dan anaknya masih terbagun dan ngobrol-ngobrol bagaimana mencari jalan keluar agar putrinya bisa menikah. Tiba-tiba Pak Pendeta berdiri dan berkata, “ begini saja, siapa saja seorang pemuda yang selalu datang lebih awal ke gereja setiap kebaktian minggu, hingga 5 minggu berturut-turut, itulah yang menjadi jodohmu!” Bu Pendeta heran dan terkejut dan ingin mengutarakan sesuatu, namun ia coba berpikir lebih tenang akhirnya ia terdiam. Anak gadisnya juga demikan. Ia tidak habis pikir, mana mungkin seorang pemuda di desa itu datang ke gereja lebih awal? “Jadi jika tidak ada yang datang lebih awal, bagaimana?” ucapnya ke Bapaknya. “Kamu tidak usah menikah,” ucap Pak Pendeta singkat.

Di luar sana ternyata semua percakapan itu didengar si pencuri.  Sangat jelas ditelinganya ucapan Pak Pendeta yang mengatakan siapa saja pemuda yang selalu datang lebih awal ke gereja saat kebaktian, ia akan dinikahkan dengan putri pendeta. Malam itu ia pun pulang dan mengurungkan niatnya untuk mencuri.

Ketika tiba di hari Minggu, dengan pakaian rapi ia langsung pergi ke gereja pagi-pagi sebelum jemat lainnya datang. Ia duduk di bangku paling depan. Tujuannya agar ia bisa terlihat jelas oleh Pak Pendeta. Benar, Pak Pendeta melihatnya lalu menghampiri dan menyalaminya. Minggu berikutnya, kembali anak muda itu datang lebih awal dan seperti biasa duduk di depan. Pak Pendeta pun selalu menyalamnya. Di Minggu berikutnya juga demikian, pemuda tadi selalu datang lebih awal. Demikian seterusnya hingga  minggu kelima.

Singkat cerita, pemuda tadi pun menjadi menantu Pak pendeta. Ia menikah dengan putri semata wayang Pendeta. Saat itu juga ia bertobat. Ia menyesali semua perbuatannya yang selama ini selalu mencuri di desa tersebut.


Sobat pembaca, ternyata pertobatan itu bisa terjadi dengan berbagai cara. Anda punya cerita?

image: covenantomaha.org

Gol Semata Wayang Mario Goetze Bawa Jerman Juara Dunia 2014


Laga Final Piala dunia 2014 yang dilangsungkan di Stadion Maracana Rio de Janeiro Brasil menjadi saksi kemenangan tim Eropa (Jerman)  yang berhasil menjuarai Piala Dunia 2014 setelah mengalahkan Argentina 1-0 di daratan Amerika Latin. Gol ini dilesakkan oleh pemain pengganti bernomor punggung 19, Mario Goetze pada perpanjangan 2x15 menit tepatnya di menit ke-114. Inilah gol semata wayang yang membawa Jerman Juara Dunia 2014.

Selama perhelatan Piala Dunia, ini adalah gelar ke-4 bagi Jerman setelah sebelumnya menjuarai piala dunia pada tahun 1954, 1974 dan 1990. Sebelumnya kedua tim sudah dua kali bertemu di ajang Piala Dunia yakni tahun 1986 di Mexico  dan 1990 di Italia. Pada final piala dunia 1986, Argentina memenangi pertandingan dengan skor 3-2. Tahun 1990 Jerman membalas kekalahan itu dengan skor 1-0.

Laga final yang berlangsung Senin, 14 Juli 2014 jam 2.00 WIB dini hari, kedua tim berambisi untuk saling menang yang membuat pertandingan berlangsung sangat ketat dan menarik.  Di menit awal kedua tim sudah saling menyerang terutama  tim Jerman yang tampak melakukan tekanan. Namun kemudian Argentina mampu keluar dari tekanan dan balik melakukan serangan yang dimotori oleh Lionel Messi dan Gonzalo Higuain.

Hasil serangan Argentina sempat mengejutkan penonton. Pendukung Argentina sempat bersorak ketika Gonzalo Higuain mencetak gol pada menit ke-28. Sayangnya  wasit menganulir gol tersebut karena Higuain pada posisi off-side. Serangan berbalik, Andre Schuerrle mengancam gawang Argentina di menit ke-37 namun dengan sigap penjaga gawang Sergio Romero memblok tendangan tersebut. Pertandingan berakhir dengan skor 0-0 hingga turun minum.

Babak kedua terjadi pergantian pemain dimana Sergio Aquero dimasukkan untuk mempertajam serangan. Kemudian Higuain juga ditarik keluar digantikan oleh Palacio. Jerman hanya memasukkan Mario Goetze pada menit ke-88 untuk menggantikan Miroslav Klose. Kedua tim saling menyerang dan tetap konsentrasi menjaga pertahanan. Namun kedaan tidak berubah 0-0 hingga waktu normal berakhir.  Pertandingan pun harus dilanjutkan melalui perpanjangan waktu 2 x 15 menit.

Extra time babak pertama kedua tim tetap bermain tanpa hasil. Akhirnya stadion Maracana menggemuruh dan kebuntuan pun  terpecahkan ketika pemain pengganti, Mario Goetze mampu melesakkan bola ke sudut kiri gawang Romero. Skor berubah menjadi 1-0 untuk Jerman dan bertahan hingga peluit panjang dibunyikan.

Selain meraih juara, penjaga gawang Jerman Manuel Neuer menjadi penjaga gawang terbaik dengan meraih penghargaan sarung tangah emas. Lionel Messi mendapatkan bola emas sebagai pemain terbaik. Sedangkan Tim Kolombia menjadi tim terbaik dan sepatu emas diberikan kepada James Rodriguez sebagai pencetak gol terbanyak yakni 6 gol. Juara ketiga Piala Dunia 2014 ditempati tim oranye Belanda yang mengalahkan Brasil 3-0. Sampai jumpa di putaran final Piala Dunia 2018 di Rusia.

Menunggu Hasil Terbaik


Pemilihan Presiden Indonesia baru saja selesai! Perdebatan dan ngotot-ngototan selama masa kampanye Pilpres juga telah selesai. Saat ini kita tinggal menunggu hasil resmi KPU mengumumkan siapa pemenangnya. Siapapun nantinya yang terpilih baik pasangan Jokowi -JK atau Prabowo – Hatta kita mengharapkan mampu membawa Negeri ini ke puncak prestasi yang menakjubkan di segala bidang.

Sebagai masyarakat yang rindu akan kedamaian dan rindu melihat prestasi negeri  ini, sungguh sangat baik kita menahan diri. Tidak ada gunanya ngotot-ngototan, saling adu opini, dan mengklaim diri jadi pemenang dan jangan tertipu dan saling menyebar informasi yang tidak jelas hanya oleh hasil quick count.

Saat ini kita bisa melihat adu argumen baik itu di sosial media, TV, radio, koran dan berbagai harian online tentang hasil quick count yang tidak seragam.  Satu sama lain saling mengklaim kemenangannya. Siapa sebenarnya yang menang? Tidak tahu! Walau saat ini secara mayoritas hasil quick count menyatakan Jokowi-Jk menang, belum tentu! Demikian dengan pihak pasangan Prabowo-Hatta, mereka juga belum tentu menang. Pengumuman kemenangan itu hanya ada di tangan KPU tanggal 22 Juli 2014 nanti. Pun demikian kita kog masih tetap saja saling mengklaim.

Dalam kehidupan sehari-hari perdebatan seperti ini sering kita alami. Baik dalam pertemanan atau keluarga. Belum ada sebuah hasil/kesimpulan, namun kita sudah keburu saling menyalahkan dan mengklaim diri di pihak yang benar. Padahal segala sesuatu jika ada masalah diperlukan sikap dan pemikiran untuk menganalisanya. Bila perlu dilakukan pengumpulan data, lakukan hipotesa (dugaan) bahkan bila perlu lakukan eksperimen-eksperimen sehingga diperoleh sebuah kesimpulan.

Jika sudah ada kesimpulan baru kita siap bersikap. Jangan membiarkan diri saling mengumpat padahal hasil yang diperoleh belum final dan belum disimpulkan. So, mari tetap cool, calm and confidence untuk sebuah hasil terbaik. Merdeka!

image: www.keepcalm-o-matic.co.uk

Bangkit dari Keterpurukan


Partai Semifinal Piala Dunia 2014 antara Jerman vs Brazil sungguh diluar dugaan. Diseparoh pertandingan, Jerman telah unggul dan menggilas Tim samba Brazil 5-0. Permainan bola pendek dengan sentuhan akurat yang selama ini diperagakan Brazil tidak berjalan dengan baik. Justru Jerman yang “mencuri” gaya itu. Gol yang diciptakan Muller dan kawan-kawan pun bukan karena tendangan-tendangan keras dan jauh tetapi dengan kecepatan biasa saja namun tepat, akurat dan fokus. Ya, dalam  sepak bola bahwa sebuah gol tercipta bukan karena kerasnya tendangan atau karena kekuatan otot. Cukup dengan sentuhan yang tepat, fokus dan terarah dengan perhitungan yang matang.

Melihat hasil pertandingan tersebut, tidak ada yang menduga sama sekali. Brazil yang merupakan gudang pesepakbola international ternyata tidak mampu menahan Jerman. Namun itulah bola. Bentuknya yang bundar itu membuat kita sulit memprediksi siapa yang bakal menang/kalah. Di atas kertas sih kita sudah bisa menebak siapa yang menang. Kenyataannya? Di lapangan berbeda! Yang pasti hasil tersebut semakin menyadarkan kita betapa pentingnya kerjasaama sebuah tim, bagaimana menjaga emosi, dan bagaimana mental itu bisa dikontrol.

Dalam aktivitas sehari-hari, kejadian seperti ini sering kita hadapi. Peluang  besar yang secara teoritis menjadi  milik kita bisa hilang dan terbang melayang. Ini bisa saja diakibatkan kelalaian, kurang hati-hati, dan melupakan strategi/inovasi untuk meraihnya. Kita kadang terlupa bahwa diluar sana sudah banyak yang mengincarnya dengan aneka strategi/inovasi yang dimiliki. Kita lihat saja Tim Jerman, mereka justru menggunakan strategi bola pendek dan akurat yang selama ini dipraktekkan Tim Brazil.

Namun begitulah. Saat semuanya sudah terjadi kita baru tersadar akan hasil yang kurang memuaskan. Kita menjadi kecewa bahkan bagi sebagian orang akan dirundung kesedihan yang mendalam.

Namun apapun hasilnya, pertandingan yang kita jalani dalam hidup tidak selamanya membuahkan hasil buruk. Masih banyak peluang, masih banyak waktu untuk bangkit. Bagi sobat pembaca yang saat ini mengalami hal yang sama dengan tim Brazil, inilah saaatnya untuk mencari kekuatan bangkit dari keterpurukan.

image: lynstyle17.wordpress.com

Semoga Anda Juga Termotivasi!

Dua sosok ini tentunya sudah tidak asing lagi terutama bagi Anda yang selalu menginginkan motivasi dan inspirasi agar lebih mampu meningkatkan gairah dan perjuangan hidup menuju impian-impian.

Lena Maria Klingvall, dilahirkan di Swedia 28 September 1968. Secara fisik ia tidak seberuntung orang normal. Ia dilahirkan tanpa kedua lengan dan memiliki satu kaki yang lebih kecil. Tapi jangan ditanya prestasinya. Sangat luar biasa! Melampaui orang normal!

Ketika berusia 3 tahun ia sudah belajar berenang dan berhasil mewakili negaranya di usianya yang ke-15. Pada usia 18 tahun dia berhasil meraih empat medali emas dalam perlombaan gaya kupu-kupu kejuaraan berenang dunia.  Meski tidak memiliki lengan, ia mampu mengemudikan mobil sendiri saat usianya menginjak 18 tahun. Ia mampu melakukan pekerjaan di rumah tanpa hambatan seperti menulis, merajut, memasak, melukis, dan lainnya.

Maria terus berjuang dan menunjukkan jati dirinya. Ia mendapatkan beasiswa dari pemerintah Swedia dalam usahanya melanjutkan studi di The Royal University College of Music. Ia juga menghasilkan beberapa album lagu dan telah melakukan konser di Moskow, Latvia, Jerman, Amerika, Hong Kong, Thailand, Korea, Singapura, Malaysia, dan Taiwan. Sebuah prestasi yang diperoleh dengan kegigihan, ketekunan, kesabaran, dan percaya diri yang tinggi.

Ia juga menggeluti dunia lukis dan tulis-menulis. Lena melukis dengan menggunakan mulut dan kakinya. Sekitar tahun 1996, Lena Maria meluncurkan sebuah buku yang mengisahkan tentang hidupnya. Buku itu berjudul “Foot Notes”. Sudah diterjemahkan dalam berbagai bahasa seperti Inggris, Jerman, Perancis, Jepang, Thailand, Korea, Mandarin, dan bahasa Rusia.




Selain Lena Maria, sosok yang satu ini juga menjadi sumber inspirasi dan motivator dunia. Dia adalah Nicholas James Vujicic. Ia lahir 4 December 1982 di Brisbane, Australia. Saat dikandungan ia telah menderita penyakit tetra-amelia syndrome yang menyebabkannya seorang tunadaksa. Apa yang menjadi kekurangannya, justru saat ini menjadi kelebihannya. Hingga hari ini Nick masih aktif berenang, berselancar, bahkan bermain golf. Kekurangan fisiknya tidak menjadi penghalang dalam meraih segala mimpi-mimpinya.

Sedikit dari mereka yang tahu bahwa bayi tanpa tangan dan kaki ini suatu hari akan menjadi seseorang yang akan menginspirasi dan memotivasi orang-orang dari semua lapisan kehidupan. Tuhan menggunakan Nick untuk menyentuh banyak kehidupan dan membawa harapan besar orang-orang di seluruh dunia.



Dari berbagai sumber.

Blog Archive